Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah
contoh tertentu yang akan di analisis. Contoh yang akan dianalisis
dirujuk sebagai (tak diketahui, unknown). Prosedur analitis yang
melibatkan titrasi dengan larutan-larutan yang konsentrasinya diketahui
disebut analisis volumetri. Dalam analisis larutan asam dan basa,
titrasi melibatkan pengukuran yang seksama, volume-volume suatu asam dan
suatu basa yang tepat saling menetralkan (Keenan, 1998: 422-423).
Suatu proses didalam laboratorium untuk mengukur jumlah suatu reaktan
yang bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan
pertama ditambahkan secara kontinu ke dalam reaktan kedua disebut
titrasi. Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan
reaktan yang ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree. Didalam
beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses titrasi
dimana tepatnya titrat telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan
titree. Salah satu masalah tekhnis dalam titrasi adalah titik dimana
suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan
pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. Secara ideal, titik akhir
dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya jarang
sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama,
meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut
dapat diabaikan (Snyder, 1996 : 597-599).
Sabtu, 25 Februari 2012
Pengertian Volumetri
Reaksi penetralan atau asidi-alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas (basa
yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah
dengan suatu asam standar atau yang sering disebut asidimetri) dan
reaksi asam bebas (asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang
berasal dari basa lemah dengan suatu basa standar atau alkalimetri) yang
reaksinya melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida
untuk membentuk air (Basset, 1994).
Titrasi
asam basa mengacu pada reaksi protolisis (perpindahan proton antar
senyawa yang mempunyai sifat-sifat asam atau basa). Umumnya digunakan
larutan baku asam kuat (HCl, H2SO4, dan HClO4)
untuk titrasi basa. Sedangkan asam dititrasi dengan larutan baku basa
kuat (NaOH dan KOH) yang titik akhir titrasi dapat ditetapkan dengan
bantuan indikator asam basa yang sesuai atau secara potensiometri. Reaksi asidi alkalimetri
pada dasarnya melibatkan indikator asam basa yang akan berubah warnanya
atau membentuk fluoresen atau kekeruhan pada suatu interval pH
tertentu. (Rivai, 1995).
Pengujian
dan penetapan kadar tidak terlepas dari peran pentingnya suatu
indikator untuk menunjukkan kesempurnaan reaksi kimia dalam analisis volumetri atau menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (pH) larutan Larutan (Anonim,1995).
Perubahan warna yang
terjadi pada penambahan indikator tertentu disebabkan oleh resonansi
isomer elektron. Berbagai indikator mempunyai tetapan ionisasi yang
berbeda dan akibatnya mereka menunjukkan warna pada range pH yang
berbeda pula (Khopkar, 2002).
Rancangan alat volumetrik merupakan faktor penting dalam menjamin keseksamaan untuk
memperoleh derajat ketelitian yang diinginkan dalam penetapan kadar,
termasuk diantaranya pengukuran secara Volumetri (Anonim, 1995).
Langganan:
Postingan (Atom)